ilustrasi |
Posisi itu, kemungkinan bisa di Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) atau Ketua Pusat Legislasi Nasional (PLN), sebuah lembaga baru yang akan dibentuk oleh pemerintah Jokowi-Ma’ruf.
“Kami belum tahu seperti apa badan ini. Akan seperti apa bentuknya, saya sendiri tidak tahu karena badan itu akan mengintegrasikan bukan saja institusi yang menangani di pusat, tetapi juga di daerah,” kata Yusril saat pengumuman struktur kepengurusan baru PBB di Kantor DPP PBB, Jakarta Selatan, Rabu (30/10).
Yusril juga menegaskan, PBB tidak pernah meminta jabatan kepada Jokowi. Ia menegaskan, hingga hari ini tidak ada pembicaraan apa-apa mengenai jabatan apa pun.
“Tidak ada komunikasi jabatan. Jadi saya sendiri tidak pernah minta jabatan apa pun. Beliau juga tidak pernah menawarkan jabatan apa pun,” imbuh Yusril.
Namun, lanjut dia, akan ada sejumlah jabatan yang dipercayakan kepada kader PBB. Mulai dari Dewan Pertimbangan Presiden, duta besar, hingga sejumlah jabatan di badan pemerintahan.
“Pak Ferry (Sekjen PBB) sudah membicarakan kepada Mensesneg. Pak Ferry sudah menjelaskan, mulai dari Dewan Pertimbangan Presiden, wakil menteri, dubes, badan-badan pemerintahan, tetapi baru pembicaraan. Dalam waktu tidak lama lagi akan ada pengisian jabatan-jabatan baru,” ucap Yusril.
Diketahui, pada Pilpres 2019, PBB menyatakan dukungannya kepada Jokowi-Ma’ruf. Bahkan, Yusril menjadi kuasa hukum Jokowi-Ma’ruf Amin dan berhasil membawa kemenangan ketika pihak Prabowo-Sandi menggugat hasil Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi.
Merespon hal itu, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko memberikan gambaran, kriteria orang-orang yang akan ditunjuk menduduki posisi Wantimpres harus memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.
Komposisi wantimpres nantinya akan lebih banyak diisi kalangan profesional, ketimbang yang berlatar belakang parpol. Selain itu, kata Moeldoko, figur yang akan masuk wantimpres juga tak hanya berpengalaman di bidangnya, tetapi juga dikenal bijaksana.
“Komposisinya, wantimpres mungkin akan kurang dari parpolnya, tetapi lebih kepada pengalaman dan profesional,” ujar eks Panglima TNI itu.
Sementara itu saat ditanya siapa saja nama-nama yang sudah dikantongi Presiden Jokowi, Moeldoko menolak untuk membocorkannya.
“Soal itu, belum sampai tahapan nama-nama, saya belum bisa menyampaikannya. Tincal tunggu waktu saja,” paparnya.
Untuk diketahui, pada periode pertama Jokowi, ada sebelas orang yang mengisi jabatan wantimpres. Mereka adalah Prof Sri Adiningsih, Sidarto Danusubroto, Yusuf Kartanegara, Hasyim Muzadi, Agum Gumelar, Rusdi Kirana, Jan Darmadi, Abdul Malik Fadjar, Subagyo Hadi Siswoyo, dan Yahya Cholil Staquf. Mereka mewakili profesional, parpol, maupun ormas.
Editor : Dimas Ryandi
0 komentar:
Posting Komentar