ilustrasi |
RELAWAN BARAK -- Sepulang dari Dalat, Vietnam, tanggal 13 Agustus 1945, terjadi pertemuan senyap antara wakil Indonesia dengan utusan Malaya yang difasilitasi oleh Jepang. Kesepakatan yang diputuskan dalam mufakat rahasia itu sebenarnya bisa saja mengubah sejarah Proklamasi Kemerdekaan RI.
Sebelumnya, tiga tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yakni Sukarno, Mohammad Hatta, dan Radjiman Wediodiningrat dipanggil ke Dalat untuk bertemu dengan pemimpin tertinggi militer Dai Nippon, Marsekal Hisaichi Terauchi, pada 12 Agustus 1945.
Terauchi atas nama pemerintah Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Namun, Jepang baru akan memberikan kemerdekaan pada 24 Agustus 1945 karena dibutuhkan waktu untuk segala persiapannya. Bung Karno dan kawan-kawan pun diminta bersiap-siap. (baca selanjutnya)
0 komentar:
Posting Komentar