Doha — Raksasa sepak bola Spanyol, FC Barcelona, pada Senin resmi mengumumkan peluncuran inisiatif “Hope League”, sebuah proyek sosial yang bertujuan membuka enam sekolah sepak bola komunitas di Kawasan Kurdistan dan timur laut Suriah (Rojava). Langkah ini diharapkan mampu menghadirkan dampak positif bagi generasi muda di wilayah yang pernah dilanda konflik bersenjata.
Proyek ini dipimpin oleh Barca Foundation bersama beberapa mitra lain, dengan fokus untuk mempromosikan kohesi sosial dan mencegah kekerasan serta radikalisasi di kalangan generasi muda, khususnya bagi anak-anak korban kelompok ISIS. “Kami ingin melalui sekolah sepak bola komunitas menanamkan budaya perdamaian, dialog, dan hidup berdampingan,” bunyi pernyataan resmi klub.
Rencana Hope League akan mendirikan enam sekolah di kawasan tersebut. Empat sekolah berada di timur laut Suriah yakni Kobane, Hasaka, Raqqa, dan Qahtaniya (Tirbespi), sementara dua lainnya berada di Provinsi Erbil dan Sulaimani di Kurdistan Region. Lebih dari 600 anak dan remaja berusia 8 hingga 14 tahun diproyeksikan akan ikut berpartisipasi secara langsung.
FC Barcelona sendiri merupakan salah satu klub terbesar dan tersukses di Spanyol, dengan ratusan juta penggemar di seluruh dunia. Akademi muda mereka telah melahirkan pemain terkenal, termasuk Lionel Messi, yang dianggap sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa. Keberadaan klub ini juga menarik perhatian di Timur Tengah, termasuk timur laut Suriah, Kurdistan Region, dan Irak, di mana mereka memiliki penggemar fanatik.
Chenar Abdulqadir, pengamat sepak bola terkemuka Kurdistan Region sekaligus kepala Ava Sports, menyambut baik inisiatif ini. Ia menilai langkah Barcelona sebagai “langkah besar”, mengingat reputasi klub yang dikenal aktif dalam kegiatan amal dan kemanusiaan.
Abdulqadir menambahkan, respon komunitas lokal sangat positif, banyak orang menanyakan prosedur pendaftaran dan menyatakan kesediaannya membantu berbagai bentuk dukungan agar proyek ini berjalan lancar. Mereka berencana menghubungi klub untuk menawarkan bantuan yang dibutuhkan di wilayah Kurdistan dan timur laut Suriah.
Menurut pernyataan resmi, kegiatan sekolah sepak bola akan dimulai 25 Juni 2025 hingga Oktober 2026, di mana peserta akan mengikuti sesi reguler serta dua pertemuan besar yang direncanakan pada awal 2026.
Tujuan utama proyek ini adalah untuk mengimbangi narasi kebencian dan kekerasan sebelum tertanam, dengan menawarkan alternatif konstruktif yang membantu peserta merasakan identitas dan rasa memiliki, khususnya anak-anak dan remaja, termasuk perempuan, penduduk marginal, pengungsi, serta komunitas minoritas.
FC Barcelona menyebut proyek ini memiliki tiga sumbu utama. Pertama, penelitian dan pengembangan model perdamaian melalui olahraga. Kedua, pelatihan pelatih dan pemberdayaan organisasi lokal yang bergerak di bidang perdamaian, dengan pendekatan sensitif gender. Ketiga, membangun sekolah sepak bola yang dikelola komunitas secara mandiri, agar menjadi ruang ketahanan kolektif tanpa ketergantungan pada dana internasional.
Klub dan mitranya melihat proyek ini sebagai pengalaman percontohan. Harapannya, model ini dapat diikuti di wilayah lain di dunia, menjadi metodologi yang dapat direplikasi di konteks konflik lain.
Keberadaan Hope League juga menjadi simbol penting bagaimana olahraga dapat dijadikan medium rekonsiliasi sosial. Lewat sepak bola, anak-anak yang pernah menghadapi trauma konflik di Rojava dan Kurdistan dapat belajar bekerja sama, menghormati perbedaan, dan menumbuhkan rasa saling percaya.
Partisipasi aktif anak-anak dalam kegiatan ini diharapkan membuka ruang untuk dialog, menguatkan jaringan sosial, serta menumbuhkan keterampilan interpersonal yang mendukung pembangunan perdamaian.
Selain aspek sosial, program ini juga memberikan kesempatan bagi bakat muda untuk diasah melalui pelatihan sepak bola yang terstruktur dan profesional. Anak-anak tidak hanya belajar teknik dasar, tetapi juga strategi, kerjasama tim, dan disiplin.
Barcelona dan mitra lokalnya berharap, pengalaman ini dapat menjadi pengaruh positif bagi masyarakat luas, terutama bagi keluarga korban konflik, sehingga mereka merasakan adanya perhatian dan peluang baru bagi masa depan anak-anak mereka.
Inisiatif ini juga mendapat perhatian media internasional dan lokal, yang menyoroti bagaimana klub olahraga bisa berperan dalam misi kemanusiaan, tidak hanya sebagai penyelenggara pertandingan, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial.
Sekolah sepak bola komunitas ini diproyeksikan untuk menjadi pusat aktivitas remaja, di mana mereka bisa menyalurkan energi secara produktif, mengurangi risiko keterlibatan dalam konflik, dan belajar nilai-nilai perdamaian yang berkelanjutan.
Dengan dukungan pelatih profesional dari Barcelona dan pelatih lokal, anak-anak dapat merasakan pengalaman internasional dalam olahraga, sekaligus membangun rasa percaya diri dan keterampilan hidup.
Program ini menunjukkan komitmen jangka panjang klub terhadap pengembangan masyarakat, bukan hanya prestasi di lapangan hijau, tetapi juga dampak sosial yang nyata di komunitas yang pernah dilanda peperangan.
Keberhasilan proyek ini nantinya akan menjadi model bagi klub-klub lain di dunia yang ingin menggabungkan olahraga dengan pembangunan sosial dan perdamaian.
Barcelona berharap Hope League bukan hanya mencetak pemain sepak bola berbakat, tetapi juga generasi baru yang mampu membawa nilai perdamaian dan toleransi dalam komunitas mereka.
Langkah ini sejalan dengan visi global Barcelona untuk menjadi klub yang tidak hanya berprestasi secara olahraga, tetapi juga memberikan dampak sosial dan kemanusiaan di seluruh dunia.
Hope League menjadi bukti bahwa olahraga, terutama sepak bola, bisa menjadi alat transformasi sosial yang efektif, menghadirkan ruang aman bagi anak-anak untuk tumbuh, belajar, dan berinteraksi tanpa batasan konflik atau diskriminasi.
Dengan peluncuran resmi ini, FC Barcelona menegaskan kembali peran klub olahraga sebagai agen perubahan global, membuka harapan baru bagi anak-anak dan remaja di kawasan yang penuh tantangan, sekaligus membangun warisan sosial yang berkelanjutan.



0 komentar:
Posting Komentar