Tulisan Anies Baswedan Mengenai H Agus Salim Tokoh Masyumi dan Syarekat Islam

H. Agus Salim
RELAWAN BARAK -- Haji Agus Salim diminta menjadi pemimpin Redaksi Hindia Baroe. Koran Ini dimiliki beberapa orang Belanda yang "berpikiran maju". Salim menerima dengan satu syarat: diberi kebebasan dalam mengelola. Saat itu, pada 1925, ia salah seorang pemimpin sarekat Islam. Sebelumnya, Salim memimpin koran Neratja, yang dikenal keras terhadap rezim kolonial Belanda. Syarat tersebut diterima.

Namun, seiring dengan waktu, para pemilik gerah juga dengan arus pemberitaan Hindia Baroe yang kerap mengkritik pemerintah Belanda dengan keras. mereka meminta Salim melunak. Tak perlu berlama-lama, keesokan harinya, ia langsung mengajukan pengunduran diri. Mohammad Roem, salah seorang yang menganggap Agus Salim sebagai mentor politik, bertanya, "Mengapa reaksinya begitu kontan? Mengapa tidak berusaha mencari waktu agar tidak tergesa-gesa pindah rumah, karena pendapatan sekonyong-konyong berhenti dan tidak dapat membayar sewa rumah lagi?" Salim menjawab panjang-lebar.

Intinya ada di ujung, "Kalau saya terus menulis, hanya ada dua kemungkinan: saya tidak mempedulikan permintaan pemilik harian atau saya menyerah dan berkompromi dengan hati nurani saya," ujar Salim (Mohammad Roem, 1977). (baca selanjutnya)

Tulisan ini dipublikasikan di Seri Buku Tempo: Bapak Bangsa -- Agus Salim, Diplomat Jenaka Penopang Republik 



Share on Google Plus

About Wish Me Luck

Anies Baswedan bersama Sandiaga Uno memenangkan pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta pada 2017 setelah melewati dua putaran. Didukung oleh Gerindra, PKS, PBB, Partai Idaman, SI dan sejumlah elemen masyarakat, pasangan ini menang atas 57,95% suara, dukungan tertinggi dalam pemilihan umum gubernur Jakarta. Anies memulai masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Oktober 2017.

0 komentar:

Posting Komentar